Rabu, 31 Juli 2013

sistem kelistrikan pesawat

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Industri Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan membaiknya pertumbuhan ekonomi dan perkembangan teknologi. Hal ini juga menjadi sebuah acuan bahwa Indonesia yaitu pasar untuk industri dan dari berbagai macam industri, salah satunya adalah pesawat jabiru yang dibuat oleh anak bangsa Indonesia.
Pesawat merupakan suatu alat transportasi melalui udara yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan manusia agar lebih cepat sampai di tempat tujuan. Dalam merancang sebuah pesawat satu di antara beberapa bidang ilmu yang perlu diperhatikan adalah mengendalikan gerakan pesawat yang terdiri dari kinematika, dinamika dan stabilitas, sehingga pesawat mampu beroperasi sesuai dengan yang diinginkan.
 Pesawat udara yang lebih berat dari udara disebut aerodin, yang masuk dalam kategori ini adalah autogiro, helikopter, girokopter dan pesawat terbang/pesawat bersayap tetap. Pesawat bersayap tetap umumnya menggunakan mesin pembakaran dalam yang berupa mesin piston (dengan baling-baling) atau
mesin turbin (jet atau turboprop) untuk menghasilkan dorongan yang menggerakkan pesawat, lalu pergerakan udara di sayap menghasilkan gaya dorong ke atas, yang membuat pesawat ini bisa terbang. Sebagai pengecualian, pesawat bersayap tetap juga ada yang tidak menggunakan mesin, misalnya glider, yang hanya menggunakan gaya gravitasi dan arus udara panas. Helikopter dan autogiro menggunakan mesin dan sayap berputar untuk menghasilkan gaya dorong ke atas, dan helikopter juga menggunakan mesin untuk menghasilkan dorongan ke depan.
1.2 Tujuan Kerja Praktik
1.      Untuk mendapat pengalaman dalam dunia pekerjaan.
2.      Untuk mengetahui sistem-sistem apa saja yang digunakan di perusahaan.
3.      Untuk memperoleh informasi tentang cara mengoperasikan bagian-bagian dari pesawat yang terdapat di perusahaaan.
4.      Untuk dapat mengetahui pengecekan dan perawatan pesawat.
1.3 Manfaat Kerja Praktik
1.      Dapat mengetahui rangkaian kelistrikan pada pesawat.
2.      Dapat mengetahui cara kerja dari seluruh sistem pada pesawat.
3.      Dapat mengetahui teknik pengecekan dan perawatan pada bagian-bagian pesawat.
4.      Dapat mengetahui jenis-jenis pesawat terbang.

1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktik
Tempat                 : PT. FASI SWAYASA
                               Jl. Pondok Cabe Ilir, Kecamatan Pamulang Tanggerang
  Selatan.
Waktu                  : 10 September - 10 Oktober 2012


















BAB II
PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat PT. FASI SWAYASA
Dilihat dari sejarahnya, Indonesia mempunyai perjalanan yang cukup panjang. Embrionya sendiri sudah ada sejak awal kemerdekaan yaitu sekitar tahun 1945. Saat itu kegiatan berupa aktifitas masyarakat untuk membuat model pesawat yang diterbangkan secara sederhana.
Dari aktifitas tersebut kemudian muncul kelompok-kelompok aeromodeling serta berbagai upaya menerbangkan pesawat Glider. Meskipun awalnya sekedar hobi perorangan, pada perkembangan selanjutnya, mulai ada usaha-usaha pembuatan peralatan Ordirga secara Swayasa (rekayasa mandiri). Pesawat Glider Gruno Baby, parasut Arev-X serta pesawat bermotor RJ-X, adalah sebagai karya-karya para perintis Ordirga yang patut dibanggakan.
            Dari tahun ke tahun Ordirga mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hingga saat ini, olahraga yang memanfaatkan udara sebagai wahana kegiatan ini telah memiliki tujuh cabang yang tergabung dalam wadah (FASI). Tujuh cabang tersebut meliputi, aeromodeling, terbang layang, terjun payung, terbang bermotor, para layang/layang gantung, ultralight/microlight dan pesawat swayasa.
            Selain tujuan cabang tersebut, juga terdapat satu cabang lain yang masih dalam proses penggabungan, yaitu balon udara. Secara resmi, organisasi FASI berdiri tanggal 17 Januari 1972. Dalam kedudukannya sebagai badan Pembina Ordirga, FASI telah menjadi anggota (KONI) dan pada tahun1973 juga menjadi anggota (FAI) yang bermarkas di Paris, Perancis. Kelahiran FASI tidak lepas dari nama-nama Aried Riyadi (TNI AU), Ashadi Tjahyadi (TNI AU), Roedi Riza (bea cukai), Tono Amboro (Polri), Hendro Subroto (TVRI), Sukari (TNI AU), Sulistyo (Aeromodel) dan Akhmad Bukhari Saleh (Aves). Mereka adalah insan-insan yang memiliki kepedulian serta kecintaan terhadap pembangunan Ordirga di Indonesia. Melalui mereka, akhirnya FASI menjadi besar seperti sekarang.
            Organisasi FASI dipimpin oleh seorang Ketua Umum yang secara exofico dipegang oleh Kepala Staf TNI AU (Kasau). Hanya pada awalnya saja, jabatan Ketua Umum dipegang oleh Komandan Jendral Kodikau yaitu Marsda TNI Aried Riyadi, Marsda TNI Sutoyo dan Marsda TNI Wisnu Djajengminardho. Marsekal TNI Ashadi Tjahyadi adalah Kasau pertama yang menjabat sebagai Ketua Umum FASI, yang dilanjutkan oleh Marsekal TNI Sukardi, Marsekal TNI Oetomo, Marsekal TNI Siboen, Marsekal TNI Rilo Pambudi, Marsekal TNI Sutria Tubagus, Marsekal TNI Hanafie Asman, Marsekal TNI Chappy Hakim, Marsekal TNI Djoko Suyanto dan sekarang Marsekal TNI Herman Prayitno.     
            Pembentukan FASI dilatarbelakangi oleh kepedulian insan-insan Dirgantara Indonesia dalam rangka membangun potensi. Dirgantara menjadi kekuatan Dirgantara Nasional, nama FASI sendiri merupakan hasil musyawarah, dengan pertimbangan mudah dikenal, baik tingkat Nasional maupun Internasional.
Badan yang mempunyai kewenangan melakukan Pembina Ordirga, FASI senantiasa aktif dalam upaya peningkatan prestasi atlit-atlit, baik pada event Nasional maupun Internasional. Ditingkat Nasional, kiprah FASI terlihat dan aksi para atlit Odirga pada (PON) yang sudah diikutinya sejak PON VII di Surabaya tahun 1976.
            Beberapa cabang yang ikut berlaga di ajang nasional tersebut, diantaranya, aeromodeling, terbang layang dan terjun payung. Selain itu tiap-tiap cabang secara rutin juga menyelenggarakan Kejuaraan Nasional (Kejurnas) sebagai kegiatan tahunan. Di forum Internasional, upaya FASI (Federasi Aeromodeling Seluruh Indonesia) dalam meningkatkan prestasi atlitnya diawali dengan keikutsertaannya pada First World Air Games tahun 1997 di Turki. Selanjutnya pada tahun 2001, pada ajang World Air Games di Spanyol, FASI juga mengirimkan atlit-atlit dan cabang terjun payung. Kepercayaan dunia internasional kepada  FASI direlisasikan dengan penyelenggaraan kejuaraan olahraga Dirgantara tingkat dunia di Indonesia. Selama kiprahnya, FASI telah dua kali dipercaya dunia, untuk menyelenggarakan kegiatan Ordirga pertama, kejuaraan dunia terjun payung untuk ketepatan mendarat yang berlangsung di Stadion Utama Senayan Jakarta.

2.2 Visi dan Misi Perusahaan
2.2.1 Visi Perusahaan
·         Menjadi perusahaan penerbangan pilihan yang aman dan nyaman dengan keramahan Indonesia yang tumbuh secara berkesinambungan di arena domestik dan regional.
·         Mengenalkan pada masyarakat mengenai Dirgantara
·         Membina sebuah teknologi penerbangan kepada pelajar atau umum.
2.2.2 Misi Perusahaan
·         Menyediakan jasa angkutan udara bagi penumpang dan barang serta jasa pendukung penerbangan lainnya dengan berperan aktif mengembangkan potensi pariwisata dan ekonomi untuk senantiasa memberi nilai tambah bagi perusahaan.
·         Masyarakat mampu memahami teknologi penerbangan.
·         Berinovasi terhadap pesawat eksperimental.
2.3 Struktur Organisasi


Ketua
Ir. Purnadi Djojosudirdjo

Instruktur 2
Sigit Riswanto

Instruktur 1
Ir. Sugeng Sukarsono

Bendahara
Ir. Pudjo Basuki

Owner Pesawat
Phillips H. Silistio
 



                                                                                                                                   









Gambar 2.1 Struktur Organisasi Fasi Swayasa

2.4 Ruang Lingkup dan Deskripsi Pekerjaan
Pada kerja praktik ini diberi kesempatan untuk membantu pekerjaan yang diberikan PT. Pasiswayasa yaitu menjelaskan tentang spesifikasi pesawat jabiru. Pengembangan proses bertugas membantu keperluan yang menunjang suksesnya aktivitas produksi.
2.5 Jadwal Pelaksanaan Kerja Praktik
Tabel 2.1 Jadwal Kerja Praktik

No
Tahapan
Minggu I
Minggu II
Minggu III
Minggu IV
M
T
W
T
F
M
T
W
T
F
M
T
W
T
F
M
T
W
T
F
1
Pengenalan Tipe-tipe pesawat




















2
Pengenalan Pada Sistem Pesawat




















3
Pengecekan Mesin pesawat




















4
Pengecekan Pesawat Sebelum Take off




















5
Pengenalan enginee pesawat




















6
Pengecekan Navigasi Pesawat




















7
Perbaikan Pada Sistem Kelistrikan Pada Pesawat






























BAB III
AKTIVITAS TEKNIK PERUSAHAAN
3.1 Perawatan Pesawat di Perusahaan
          Menurut Direktur Kelayakan Udara dan Operasi Pesawat Ditjen Perhubungan Udara, pemeriksaan tersebut direncanakan akan dilakukan pada setiap hari senin dengan prioritas perusahaan perawatan pesawat terbang dengan skala besar seperti PT. GMF AeroAsia, PT. Merpati Maintenance Facility, PT. Indopelita serta PT. Nusantara Turbin dan Propulsi yang merupakan anak perusahaan PT.Pasiswayasa.
Pemeriksaan dan perawatan pesawat terbang ini merupakan bagian yang harus dilakukan dalam rangka meningkatkan keselamatan penerbangan. Sebelumdilakukan penerbangan, maka Direktur PT.Pasiswayasa memerintahkan beberapa pegawai perusahaan yang berada pada bidangnya untuk melakukan langkah-langkah dalam meningkatkan sistem perawatan pesawat. Instruktur (satu) bahkan meminta agar maskapai penerbangan memeriksakan lebih detail dan teliti setiap pesawat yang dimilikinya dengan membuka kembali riwayat pesawat tersebut sebelumnya.
Beberapa hal yang akan menjadi perhatian dalam pemeriksaan perusahaan perawatan pesawat terbang adalah menyangkut fasilitas bengkel yang dimiliki, sumber daya manusia, pengaturan jadwal kerja, sistem pencatatan  perawatan pesawat dan juga pengadaan suku cadang.

3.2 Perbaikan Pesawat di Perusahaan
          Perusahaan menyediakan solusi dukungan mesin yang terintegrasi yang mencakup perbaikan, pelayanan dan manajemen mesin. Perusahaan ini menyediakan solusi dukungan mesin pesawat yang komprehensif untuk pemilik dan operator pesawat di seluruh dunia. Dengan menawarkan layanan terpadu dan khusus, perusahaan ini juga membantu pelanggannya untuk mengurangi biaya dan mencapai hasil yang terbaik.
Perusahaan ini memiliki keterampilan dan pengalaman yang sangat penting untuk memberikan produk yang aman dan dapat diandalkan dan layanan kepada pelanggannya.
Sebagai sebuah divisi dari perusahaan perbaikan dan pemeliharaan pesawat di wilayah ini, perusahaan juga menyediakan kualitas terbaik yang ditambah dengan biaya rendah. Bekerja sebagai bagian dari perbaikan pesawat, perusahaan pemasok  produk dan jasa untuk industri penerbangan, perusahaan ini berusaha untuk terus tumbuh dan berkembangan.
 Pegawai di perusahaan ini juga bekerja untuk memastikan pelanggannya mendapatkan solusi agar mesin didukung secara profesional kapanpun dan di manapun membutuhkannya.
Ruang lingkup layanannya meliputi:
  • dukungan mesin sayap
  • manajemen material mesin
  • perencanaan kunjungan bengkel mesin
  • manajemen kunjungan bengkel mesin untuk perbaikan dan overhaul
  • sewa jangka pendek dan jangka panjang
  • pertukaran dan pergantian mesin
  • penjualan mesin
  • pembelian dan pembongkaran mesin
3.3 Pengenalan Tipe – Tipe Pesawat
3.3.1    Pesawat jabiru
            Pesawat Jabiru J430 cukup dengan 80 liter pertamax  bisa sampai Bali dan Malaysia.Jabiru J430 ini dirancang untuk empat kursi yaitu pilot, ko-pilot, dan dua penumpang. Dimensinya panjang sayap 9,5 meter, panjang badan 6,5 meter, dan tinggi 2,4 meter dengan panjang sayap tambahan 30 cm. Bobot pesawat 200 kilogram.

            Dengan kekuatan 3300 cc berbahan bakar pertamax, pesawat bisa terbang sampai ketinggian maksimal 14 ribu kaki dengan kecepatan 130 knot. “Tapi kalau untuk terbang lebih nyaman cukup di bawah 10 ribu kaki “.

                                                               
Gambar 3.1 Pesawat Jabiru J430
3.3.2    Pesawat Jabiru J400
            Jabiru atau J-400 dengan kapasitas empat orang penumpang. Pesawat ini berfungsi untuk kegiatan pertanian, seperti penyiraman ladang, penyemprotan pupuk, dan pembasmi hama. Selain itu pula dapat digunakan untuk pertunjukkan akrobatik udara.Meskipun pesawat Jabiru tergolong mungil, pesawat itu mampu mengangkut beban hingga 700 kilogram di ketinggian 9.000 kaki dengan daya jelajah mencapai 400 km jika tangki bensin penuh atau bisa terbang selama 4 jam tanpa henti. Dengan dimensi pesawat panjang keseluruhan sayap 8,1 meter, panjang badan pesawat 6,5 meter, tinggi 2,2 meter.



Gambar 3.2 Pesawat Jabiru J400



                                                                
3.3.3 Pesawat Tobago 10

            Socata TB10 Tobago adalah sebuah pesawat berpenumpang 4/5 kursi dan pesawat pelatihan dengan panel kustom, bagian bergerak lengkap termasuk sayap, pintu dan bagasi. dengan panjang sayap 7,75 m, lebar 3,02 m panjang badan pesawat 7,2 meter.     



Gambar 3.3 Pesawat Tobago

3.4 Pengenalan Sistem Pesawat


            Pengertian sistem pesawat adalah sistem adalah satu kesatuan yang terdiri dari komponen-komponen yang satu sama lainnya saling berhubungan, maka apabila salah satu dari komponen tersebut tidak berfungsi maka sistem pesawat tidak akan menyala atau hidup.
1.      Hidrolik Sistem
2.      Pneumatik Sistem
3.      Elektrikal Sistem
4.      Elektronikal Sistem





BAB IV
SISTEM KELISTRIKAN PADA PESAWAT

4.1     Sumber listrik pesawat
                    Dari jenisnya, sumber listrik dapat dibedakan menjadi 2, yaitu sumber listrik AC dan sumber listrik DC.
4.1.1  Sumber listrik AC (AC power source)
                            Untuk, seperti terlihat dalam skema diatas, terdapat 3 sumber listrik AC. Yaitu 2 generator yang terpasang di Engine dan 1 generator yang terpasang di APU.
          Generator ini digerakkan oleh putaran dari Engine atau APU, sehingga dapat menghasilkan listrik.
          Khusus untuk generator di engine, agar tetap berputar dalam kecepatan yang tetap, tidak mengikuti putaran engine yang berubah-ubah perlu dipasang sistem yang disebut CSD (constant speed drive).
          Untuk pesawat B737-800 antara CSD dan generator sudah digabungkan menjadi satu sistem yang disebut dengan IDG (integrated drive generator). Sedangkan untuk pesawat B737 Classic, masih terpisah antara CSD dan generator.
          Untuk generator di APU tidak memelurkan CSD, karena putaran APU konstan.
          Listrik AC yang dihasilkan oleh generator pesawat adalah 115 VAC 400 Hz. Berbeda ya dengan listrik di rumah kita yang 220 VAC 60 Hz.
          Selain dari generator, ada satu lagi sumber listrik AC di pesawat, yaitu static inverter.  Static inverter berfungsi merubah listrik DC dari baterai menjadi listrik AC. Static inverter hanya digunakan saat kondisi darurat. Saat semua generator yang ada tidak mampu untuk menyediakan sumber listrik AC. Dengan demikian, saat kondisi darurat, sistem pesawat yang memerlukan sumber listrik AC tetap dapat berkerja.
4.1.2 Sumber listrik DC (DC power source)
                   Sumber listrik DC di pesawat terdiri atas transformer dan baterai. Bergantung dari jenis pesawatnya, jumlah transformer dan baterai yang terpasang akan berbeda-beda. Untuk pesawat B737-800, terpasang 3 transformer dan 2 baterai.
          Transformer (TR) berfungsi untuk merubah listrik AC menjadi listrik DC. Hal berlawanan dengan yang dilakukan oleh static inverter. Besarnya tegangan DC untuk pesawat adalah 28 VDC.
          Baterai yang terdapat di pesawat berfungsi untuk menghasilkan listrik DC dengan tegangan sebesar 28 VDC. Baterai yang dipakai adalah tipe Nikel Cadmium (NiCd) sehingga dapat diisi ulang (rechargeable). Saat baterai tidak digunakan, baterai akan di-charge oleh baterai charger yang terpasang.
          Dalam pemakaiannya, baterai pesawat dipakai dalam beberapa keadaan:
1.             Sebagai sumber eksitasi untuk starting APU.
2.             Saat konsidi darurat sebagai sumber listrik DC.
          Listrik DC ini juga yang dirubah static inverter menjadi listrik AC.

4.2     Sistem distribusi listrik pesawat
          Untuk distribusi listrik, pesawat memakai sistem bus yang menghubungkan antara sumber listrik dengan beban.
Macam bus yang terdapat di pesawat B737-800 adalah :
1.             AC Transfer bus (XFR), terdiri atas transfer bus 1  dan transfer bus 2. Dalam kondisi normal, transfer bus 1 terhubung dengan generator 1 dan transfer bus 2 terhubung dengan generator 2.Sedangkan dalam kondisi darurat, semisal generator 1 tidak berfungsi, maka transfer bus 1 dapat terhubung dengan APU atau terhubung dengan generator 2 melalui transfer bus 2.
2.             AC Main bus, terdiri dari AC main bus 1 dan AC main bus 2.
3.             Galley bus, untuk keperluan listrik di galley  pesawat. Jumlah bergantung pada jumlah galley yang terpasang di pesawat.
4.             28 VDC Bus, bus yang terhubung dengan transformer.
5.             28 VDC baterai bus, bus yang terhubung dengan transformer dalam kondisi normal, dan baterai dalam kondisi alternatif.
6.             Standby (STBY) bus, standby bus adalah bus yang tetap akan mempunyai sumber listrik dalam keadaan darurat. 115 VAC STBY memperoleh sumber listrik dari static inverter sedangkan 28 VDC STBY memperoleh listrik dari baterai.

4.3     Beban (Load)
          Beban di pesawat terhubung dengan sistem distribusi listrik pesawat melalui bus. Bergantung pada sumber listrik yang diperlukan, dan juga peranannya, beban bisa terhubung pada bus yang berbeda-beda.
Untuk sistem pesawat yang tetap harus berfungsi dalam keadaan darurat, akan tersambung dengan standby bus.
          Sedangkan sistem pesawat yang “kurang penting” akan terhubung dengan AC Main Bus.
Satu yang menjadi catatan, beban yang terpasang tidak boleh melebihi kapasitas dari sumber listrik yang ada. Perhitungan mengenai kapasitas sumber listrik dan beban.

4.4     Fungsi utama dari sistem kelistrikan pada pesawat
                   Fungsi utama dari sistem kelistrikan pada pesawat adalah untuk menghasilkan, mengatur dan mendistribusikan daya listrik seluruh pesawat. Sistem  kelistrikan  pesawat udara digunakan untuk mengoperasikan :
1.             pesawat instrumen penerbangan,
2.             sistem penting seperti anti-icing dll
3.             layanan penumpang.
Berikut ini adalah rangkaian-rangkaian listrik yang terdapat pada pesawat, rangkaian-rangkain tersebut terdiri dari:
          4.4.1  Rangkaian listrik pada starter
          Rangkaian listrik pada starter merupakan rangkaian listrik paling awal dikarenakan, rangkaian listrik ini akan terhubung dengan rangkaian-rangkaian listrik lainnya. Rangkaian listrik ini mempunyai fungsi untuk mengaktifkan semua rangkaian-rangkaian yang berhubungan dengan listrik.
Gambar rangkaian listrik pada starter adalah sebagai berikut:

 



                                
 





Gambar 4.1 Sistem kelistrikan pada Starter

Tabel 4.1 Keterangan gambar sistem kelistrikan pada starter
Gambar
Nama
Keterangan
Dinamo Starter
Komponen ini bekerja sebagai penggerak untuk menyalakan mesin, stater berfungsi untuk memutar mesin pertama kalinya.
Contact Relay
Relay adalah komponen listrik yang bekerja berdasarkan prinsip induksi medan elektromagnetis.
Switch
Switch adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk memutuskan dan menghubungkan aliran listrik.
Sekring
Komponen ini bekerja sebagai pengaman dalam suatu rangkaian listrik apabila terjadi kelebihan muatan listrik atau suatu hubungan arus pendek
Baterai
Baterai digunakan sebagai sumber arus untuk seluruh sistem kelistrikan pada kendaran, juga digunakan sebagai penyimpan energy listrik saat terjadi proses pengisian.
Kontak
Kontak berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan aliran listrik.





















Sistem kerja dari rangkaian listrik ini adalah sebagai berikut:
          Tegangan positif (+) baterai disambungkan ke sekring agar ketika terjadi hubungan arus pendek tegangan akan terputus, sehingga tidak mengakibatkan kerusakan pada komponen-komponen lainnya. Dari sekring disambungkan lagi ke kontak, kemudian kontak akan terhubung dengan relay sehingga relay mempunyai tegangan positif (+). Untuk menghidupkan starter memerlukan  tegangan negatif (-)juga. Kemudian tegangan negatif (-) dari baterai disambungkan ke dinamo starter dan relay tapi sebelum ke relay tegangan di hubungkan ke switch terlebih dahulu, lalu dinamo starter akan aktif dengan cara menekan switch.
4.4.2  Rangkaian listrik pada flight instrument.
          Flight Instrument adalah instrumen-instrumen yang terdapat di dalam cockpit pesawat yang memberikan informasi tentang situasi penerbangan dari pesawat yang sedang dikendalikan, seperti ketinggian, kecepatan, dsb. Secara umum, flight instrument terdiri atas :

4.4.2.a    Altimeter
          Altimeter menunjukkan ketinggian dari pesawat yang dihitung dari atas permukaan laut.
 






Altimeter

Gambar 4.2 Altimeter

4.4.2.b   Attitude Indicator
Attitude Indicator/Artificial Horizon menunjukkan letak pesawat terhadap garis horison. Instrumen ini dapat memberi informasi ketinggian nose pesawat terhadap garis horison saat sedang mengudara sehingga dapat menghindari peristiwa stall akibat nose yang terlalu tinggi atau terlalu rendah.



Gambar 4.3 Attitude Indicator

4.4.2.c    Airspeed Indicator
Airspeed Indicator menampilkan kecepatan pesawat (dalam knot) relatif terhadap keadaan udara di sekitar pesawat atau biasa disebut IAS (Indicated Airspeed). IAS merupakan kecepatan pesawat yang dipengaruhi oleh kepadatan udara (dipengaruhi oleh ketinggian, suhu, dan kelembaban) di sekitar pesawat.



Gambar 4.4 Airspeed Indicator

4.4.2.d   Magnetic Compass
Kompas menampilkan arah maju pesawat (heading) relatif terhadap kutub utara bumi.
 

Gambar 4.5 Magnetic Compass

4.4.2.e    Heading Indicator
Heading Indicator atau Directional Gyro merupakan instrumen yang menunjukkan heading dari pesawat relatif terhadap arah utara berdasarkan letak geografis bumi. Instrumen ini dikalibrasi berdasarkan arah utara kutub magnet bumi (dari Magnetic Compass) untuk meningkatkan kepresisian penunjukan arah.


Gambar 4.6 Heading Indicator

4.4.2.f    Turn Indicator
Turn Indicator menampilkan pergerakan aileron dan rudder yang digunakan untuk membelokkan pesawat.


Gambar 4.7 Turn Indicator

4.4.2.g   Vertical Speed Indicator
Instrumen ini menampilkan kecepatan pendakian/penurunan pesawat setiap waktu (dinyatakan dalam feet/minute). Jika bernilai positif, artinya pesawat sedang melakukan pendakian (climbing), sebaliknya jika negatif artinya pesawat sedang menurun (descending).


Gambar 4.8 Vertical speed indicator
                                                                                      
4.4.2.h   Course Deviation Indicator
Instrumen ini digunakan sebagai informasi navigasi yang mengindikasikan posisi pesawat berdasarkan jalur yang telah didaftarkan sebelumnya, juga bisa menunjukkan informasi VOR/ILS. Instrumen ini diintegrasikan dengan Heading Indicator yang dikenal dengan sebutan HSI (Horizontal Situation Indicator).



Gambar 4.9 Course Deviation Indicator
4.4.2.i    Radio Magnetic Finder
Radio Magnetic Finder biasanya berpasangan dengan ADF (Automatic Direction Finder) yang berguna untuk penentuan posisi bandara menggunakan NDB (Non-directional Beacon). 



Gambar 4.10 Radio Magnetic Finder

Dari semua instrumen di atas, terdapat enam instrumen dasar yang diletakkan tepat di depan pilot yang disusun dalam bentuk T arrangement, yaitu: Airspeed Indicator, Attitude Indicator, VSI, Altimeter, Heading Indicator, dan Turn Indicator.
Gambar sistem kerja dari rangkaian flight instrumen adalah sebagai berikut:



  


    
                                                                                                                     




Gambar 4.11 Rangkaian kelistrikan pada flight instrument

Tabel 4.2 Keterangan gambar sistem kelistrikan pada flight instrument
Gambar
Nama
Keterangan


Flight Instrument
Instrumen-instrumen yang terdapat di dalam cockpit pesawat

Sistem kerja dari rangkaian listrik ini adalah sebagai berikut:
Tegangan dari baterai dialirkan ke sekring lalu ke kontak, kemudian dari kontak langsung ke semua instrumen-instrumen.

4.4.3      Rangkaian kelistrikan pada lampu Strobe light
Lampu Strobe light adalah perangkat yang menghasilkan cahaya berkedip secara teratur. Strobe lights terpasang di setiap wing tip sayap, lampu bercahaya kurang lebih 60 kali setiap menitnya yang dapat menunjukkan lokasi pesawat terbang berada.
Sistem kerja dari rangkaian listrik pada Strobe light adalah sebagai berikut:
 



           

Gambar 4.12 Sistem kelistrikan pada lampu Strobe light
Tabel 4.3 Keterangan gambar sistem kelistrikan lampu Strobe light
Gambar
Nama
Keterangan
Power Inverter
Power Inverter adalah sebuah alat untuk merubah arus Direct Current menjadi arus Alternating Current.
Terminal Listrik
Terminal adalah konektor listrik yang menghubungkan dua atau lebih kawat ke titik koneksi tunggal.
Strobe light
Strobe lights terpasang di setiap wing dan pada, lampu bercahaya kurang lebih 60 kali setiap menitnya yang dapat menunjukkan lokasi pesawat terbang berada.

Sistem kerja dari rangkaian listrik ini adalah sebagai berikut:
Tegangan listrik dari baterai dialirkan ke sekring kemudian disambungkan ke kontak lalu dari kontak disambungkan lagi ke power inverter, dari power inverter ini akan menghasilkan tegangan yang tinggi, karena untuk bisa menyalakan lampu strobe light membutuhkan tegangan listrik yang tinggi, kemudian dari power inverter dialirkan ke terminal listrik lalu disambungkan dengan lampu strobe light yang terletak di wings (sayap) pesawat.

4.4.4      Rangkaian kelistrikan pada sistem informasi pesawat.
              Sistem informasi pada pesawat ini merupakan sistem yang diperlukan pada semua pesawat, dengan sistem ini pesawat bisa berkomunikasi antara unit basis-darat dan udara, sehingga dapat menghindari tabrakan dan hal-hal yang tidak diinginkan lainnya.
          Berikut adalah gambar rangkaian kelistrikan pada sistem informasi pesawat:
 





              


Gambar 4.12 Sistem kelistrikan pada sistem informasi pesawat.
Tabel 4.4 Keterangan gambar sistem kelistrikan alat informasi pesawat
Gambar
Nama
Keterangan
Transponder
Transponder adalah suatu rangkaian yang terdiri atas rangkaian penerima sinyal, pengubah frekuensi (translator) dan rangkaian pemancar ulang dari sinyal tersebut. Transponder itu dapat bekerja dengan baik dengan bantuan subsistem antena.
Radio Handheld
sebuah alat komunikasi genggam yang dapat mengkomunikasikan dua orang atau lebih dengan menggunakan gelombang radio.
Antena
Antena digunakan pada pesawat terbang untuk menerima atau mengirim sinyal komunikasi antara unit basis-darat dan udara, panduan basis-darat untuk kegunaan surveillance, untuk sistem menghindari tabrakan dan siaga lalu-lintas, serta pencari arah otomatis.
Headset
Headset adalah gabungan antara headphone dan mikrofon. Alat ini biasanya digunakan untuk mendengarkan suara dan berbicara dengan perangkat komunikasi
Speaker
Speaker adalah perangkat elektronika yang terbuat dari logam dan memiliki membran, kumparan, serta magnet sebagai bagian yang saling melengkapi.



























Sistem kerja dari rangkaian listrik ini adalah sebagai berikut:
Transponder disambungkan ke tegangan listrik dari baterai, kemudian komponen-komponen berupa; antenna, Headset, speaker, dan radio handheld disambungkan ke Transponder.



























BAB V
PENUTUP

5.1       Pelaksanaan Kerja Praktik
Berdasarkan kegiatan kerja praktik di PT. FASI SWAYASA, dari tanggal 10 September 2012 sampai dengan 10 Oktober 2012. Pelaksanaan kerja praktik memperoleh hasil sebagai berikut:

5.1.1    Simpulan
Adapun simpulan mengenai tempat Praktik Kerja Industri adalah :
·         Perusahaan ini mempunyai fasilitas yang cukup baik.
·         Ruangannya kurang lengkap.
·         Keselamatan kerja sangatlah di utamakan dalam perusahaan baik sebelum,
            selama, dan sesudah bekerja

5.1.2    Saran
·         Perusahaan harus menyiapkan materi pembelajaran untuk mahasiswa di hari
            selanjutnya.
·         Pihak perusahaan harus lebih sering mengontrol mahasiswa yang mengikuti
            Kerja Praktik.
·         Harus dibuatkan ruangan khusus untuk alat-alat agar terlihat rapih.

5.2      Substansi Materi Kerja Praktek
       Berdasarkan pengamatan dan juga data yang diperoleh selama kerja praktik di PT. FASI SWAYASA dan tanggal 10 September sampai dengan 10 Oktober 2012 yang ditempatkan pada posisi pengecekan dan perawatan pesawat maka diperoleh hasil sebagai berikut:

5.2.1        Simpulan
1.             Pada posisi Pengecekan dan perawatan pesawat salah satu tugasnya adalah tahapan-tahapan yang dilakukan sebuah pesawat sebelum mereka take-off.
2.             Pengecekan terhadap instrumen sistem navigasi harus seteliti dan seketat mungkin karena ini akan sangat berpengaruh pada saat penerbangan nanti.
3.             Pengecekan bahan bakar pesawat dilakukan agar pada saat penerbangan pesawat, agar pesawat  tidak mengalami kekurangan bahan bakar.
4.             Pengecekan terhadap sistem kelstrikan pada pesawat agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
5.             Pengecekan roda pada pesawatnya dilihat dari ukuran atau volume angin yang diisi pada ban, selain itu dilihat apakah ban tersebut masih layak untuk digunakan atau tidak.


5.2.2        Saran
1.             Pengecekan dan perawatan pesawat hendaknya diperhatikan oleh perusahan, maka dari itu kondisi-kondisi pesawat yang akan digunakan nanti masih dalam keadaan baik.
2.             Perusahaan juga harus memperhatikan kondisi alat-alat yang dipergunakan untuk melakukan pengecekan dan perawatan pada pesawat agar dapat mempermudah melakukan pengerjaannya.