BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Industri Indonesia mengalami peningkatan
dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan membaiknya pertumbuhan ekonomi dan
perkembangan teknologi. Hal ini juga menjadi sebuah acuan bahwa Indonesia yaitu pasar untuk industri dan dari
berbagai macam industri, salah satunya adalah pesawat jabiru yang dibuat oleh anak bangsa Indonesia.
Pesawat merupakan
suatu alat transportasi melalui udara yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan
manusia agar lebih cepat sampai di tempat tujuan. Dalam merancang sebuah
pesawat satu di antara beberapa bidang ilmu yang perlu diperhatikan adalah
mengendalikan gerakan pesawat yang terdiri dari kinematika, dinamika dan
stabilitas, sehingga pesawat mampu beroperasi sesuai dengan yang diinginkan.
Pesawat
udara yang lebih berat
dari udara disebut aerodin, yang masuk dalam kategori ini adalah autogiro, helikopter, girokopter dan pesawat terbang/pesawat bersayap tetap. Pesawat bersayap tetap umumnya menggunakan mesin pembakaran dalam yang berupa mesin
piston (dengan
baling-baling) atau
mesin turbin (jet atau
turboprop) untuk menghasilkan dorongan
yang menggerakkan pesawat, lalu pergerakan udara di sayap menghasilkan gaya
dorong ke atas, yang membuat pesawat ini bisa terbang. Sebagai pengecualian,
pesawat bersayap tetap juga ada yang tidak menggunakan mesin, misalnya glider,
yang hanya menggunakan gaya gravitasi dan arus udara panas. Helikopter dan
autogiro menggunakan mesin dan sayap berputar untuk menghasilkan gaya dorong ke
atas, dan helikopter juga menggunakan mesin untuk menghasilkan dorongan ke
depan.
1.2
Tujuan Kerja Praktik
1. Untuk
mendapat pengalaman dalam dunia pekerjaan.
2. Untuk
mengetahui sistem-sistem apa
saja yang digunakan di perusahaan.
3. Untuk
memperoleh informasi tentang cara mengoperasikan bagian-bagian dari pesawat
yang terdapat di perusahaaan.
4. Untuk dapat mengetahui pengecekan dan perawatan
pesawat.
1.3
Manfaat Kerja Praktik
1. Dapat
mengetahui rangkaian kelistrikan pada pesawat.
2. Dapat
mengetahui cara kerja dari seluruh
sistem pada pesawat.
3. Dapat mengetahui teknik
pengecekan dan perawatan pada bagian-bagian pesawat.
4. Dapat mengetahui
jenis-jenis pesawat terbang.
1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktik
Tempat :
PT. FASI SWAYASA
Jl. Pondok Cabe Ilir, Kecamatan
Pamulang Tanggerang
Selatan.
Waktu :
10 September - 10 Oktober 2012
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Singkat PT. FASI SWAYASA
Dilihat dari
sejarahnya, Indonesia mempunyai perjalanan yang cukup panjang. Embrionya
sendiri sudah ada sejak awal kemerdekaan yaitu sekitar tahun 1945. Saat itu
kegiatan berupa aktifitas masyarakat untuk membuat model pesawat yang
diterbangkan secara sederhana.
Dari aktifitas
tersebut kemudian muncul kelompok-kelompok aeromodeling serta berbagai upaya
menerbangkan pesawat Glider. Meskipun awalnya sekedar hobi perorangan, pada
perkembangan selanjutnya, mulai ada usaha-usaha pembuatan peralatan Ordirga
secara Swayasa (rekayasa mandiri). Pesawat Glider Gruno Baby, parasut Arev-X
serta pesawat bermotor RJ-X, adalah sebagai karya-karya para perintis Ordirga
yang patut dibanggakan.
Dari
tahun ke tahun Ordirga mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hingga saat
ini, olahraga yang memanfaatkan udara sebagai wahana kegiatan ini telah
memiliki tujuh cabang yang tergabung dalam wadah (FASI). Tujuh cabang tersebut
meliputi, aeromodeling, terbang layang, terjun payung, terbang bermotor, para
layang/layang gantung, ultralight/microlight dan pesawat swayasa.
Selain
tujuan cabang tersebut, juga terdapat satu cabang lain yang masih dalam proses
penggabungan, yaitu balon udara. Secara resmi, organisasi FASI berdiri tanggal
17 Januari 1972. Dalam kedudukannya sebagai badan Pembina Ordirga, FASI telah
menjadi anggota (KONI) dan pada tahun1973 juga menjadi anggota (FAI) yang
bermarkas di Paris, Perancis. Kelahiran FASI tidak lepas dari nama-nama Aried
Riyadi (TNI AU), Ashadi Tjahyadi (TNI AU), Roedi Riza (bea cukai), Tono Amboro
(Polri), Hendro Subroto (TVRI), Sukari (TNI AU), Sulistyo (Aeromodel) dan
Akhmad Bukhari Saleh (Aves). Mereka adalah insan-insan yang memiliki kepedulian
serta kecintaan terhadap pembangunan Ordirga di Indonesia. Melalui mereka,
akhirnya FASI menjadi besar seperti sekarang.
Organisasi
FASI dipimpin oleh seorang Ketua Umum yang secara exofico dipegang oleh Kepala
Staf TNI AU (Kasau). Hanya pada awalnya saja, jabatan Ketua Umum dipegang oleh
Komandan Jendral Kodikau yaitu Marsda TNI Aried Riyadi, Marsda TNI Sutoyo dan
Marsda TNI Wisnu Djajengminardho. Marsekal TNI Ashadi Tjahyadi adalah Kasau
pertama yang menjabat sebagai Ketua Umum FASI, yang dilanjutkan oleh Marsekal
TNI Sukardi, Marsekal TNI Oetomo, Marsekal TNI Siboen, Marsekal TNI Rilo
Pambudi, Marsekal TNI Sutria Tubagus, Marsekal TNI Hanafie Asman, Marsekal TNI
Chappy Hakim, Marsekal TNI Djoko Suyanto dan sekarang Marsekal TNI Herman
Prayitno.
Pembentukan FASI dilatarbelakangi oleh kepedulian
insan-insan Dirgantara Indonesia dalam rangka membangun potensi. Dirgantara
menjadi kekuatan Dirgantara Nasional, nama FASI sendiri merupakan hasil
musyawarah, dengan pertimbangan mudah dikenal, baik tingkat Nasional maupun
Internasional.
Badan yang
mempunyai kewenangan melakukan Pembina Ordirga, FASI senantiasa aktif dalam
upaya peningkatan prestasi atlit-atlit, baik pada event Nasional maupun
Internasional. Ditingkat Nasional, kiprah FASI terlihat dan aksi para atlit
Odirga pada (PON) yang sudah diikutinya sejak PON VII di Surabaya tahun 1976.
Beberapa
cabang yang ikut berlaga di ajang nasional tersebut, diantaranya, aeromodeling,
terbang layang dan terjun payung. Selain itu tiap-tiap cabang secara rutin juga
menyelenggarakan Kejuaraan Nasional (Kejurnas) sebagai kegiatan tahunan. Di
forum Internasional, upaya FASI (Federasi
Aeromodeling Seluruh Indonesia) dalam meningkatkan prestasi atlitnya diawali dengan keikutsertaannya
pada First World Air Games tahun 1997 di Turki. Selanjutnya pada tahun 2001,
pada ajang World Air Games di Spanyol, FASI juga mengirimkan atlit-atlit dan
cabang terjun payung. Kepercayaan dunia internasional kepada FASI direlisasikan dengan penyelenggaraan
kejuaraan olahraga Dirgantara tingkat dunia di Indonesia. Selama kiprahnya,
FASI telah dua kali dipercaya dunia, untuk menyelenggarakan kegiatan Ordirga
pertama, kejuaraan dunia terjun payung untuk ketepatan mendarat yang
berlangsung di Stadion Utama Senayan Jakarta.
2.2 Visi dan Misi Perusahaan
2.2.1 Visi Perusahaan
·
Menjadi perusahaan penerbangan pilihan yang aman dan nyaman dengan keramahan
Indonesia yang tumbuh secara berkesinambungan di arena domestik dan regional.
·
Mengenalkan
pada masyarakat mengenai Dirgantara
·
Membina
sebuah teknologi penerbangan kepada pelajar atau umum.
2.2.2 Misi Perusahaan
·
Menyediakan jasa angkutan udara bagi
penumpang dan barang serta jasa pendukung penerbangan lainnya dengan berperan
aktif mengembangkan potensi pariwisata dan ekonomi untuk senantiasa memberi
nilai tambah bagi perusahaan.
·
Masyarakat
mampu memahami teknologi penerbangan.
·
Berinovasi
terhadap pesawat eksperimental.
2.3 Struktur
Organisasi
Ketua
Ir.
Purnadi Djojosudirdjo
|
Instruktur
2
Sigit
Riswanto
|
Instruktur
1
Ir.
Sugeng Sukarsono
|
Bendahara
Ir.
Pudjo Basuki
|
Owner
Pesawat
Phillips
H. Silistio
|
Gambar
2.1 Struktur
Organisasi Fasi Swayasa
2.4 Ruang Lingkup dan Deskripsi Pekerjaan
Pada kerja
praktik ini diberi kesempatan
untuk membantu pekerjaan yang diberikan PT. Pasiswayasa
yaitu menjelaskan
tentang spesifikasi pesawat jabiru.
Pengembangan proses bertugas membantu keperluan yang menunjang suksesnya
aktivitas produksi.
2.5 Jadwal Pelaksanaan Kerja Praktik
Tabel 2.1
Jadwal Kerja Praktik
No
|
Tahapan
|
Minggu I
|
Minggu II
|
Minggu III
|
Minggu IV
|
||||||||||||||||
M
|
T
|
W
|
T
|
F
|
M
|
T
|
W
|
T
|
F
|
M
|
T
|
W
|
T
|
F
|
M
|
T
|
W
|
T
|
F
|
||
1
|
Pengenalan
Tipe-tipe pesawat
|
||||||||||||||||||||
2
|
Pengenalan Pada
Sistem Pesawat
|
||||||||||||||||||||
3
|
Pengecekan Mesin
pesawat
|
||||||||||||||||||||
4
|
Pengecekan Pesawat
Sebelum Take off
|
||||||||||||||||||||
5
|
Pengenalan enginee
pesawat
|
||||||||||||||||||||
6
|
Pengecekan Navigasi
Pesawat
|
||||||||||||||||||||
7
|
Perbaikan Pada Sistem Kelistrikan Pada Pesawat
|
BAB III
AKTIVITAS TEKNIK
PERUSAHAAN
3.1 Perawatan Pesawat di Perusahaan
Menurut
Direktur Kelayakan Udara dan Operasi Pesawat Ditjen Perhubungan Udara,
pemeriksaan tersebut direncanakan akan dilakukan pada setiap hari senin dengan
prioritas perusahaan perawatan pesawat terbang dengan skala besar seperti PT. GMF
AeroAsia, PT. Merpati Maintenance Facility, PT. Indopelita serta PT. Nusantara Turbin dan Propulsi yang merupakan anak
perusahaan PT.Pasiswayasa.
Pemeriksaan
dan perawatan pesawat terbang ini merupakan bagian yang harus dilakukan dalam
rangka meningkatkan keselamatan penerbangan. Sebelumdilakukan penerbangan, maka
Direktur PT.Pasiswayasa memerintahkan beberapa pegawai perusahaan yang berada
pada bidangnya untuk melakukan langkah-langkah dalam meningkatkan sistem
perawatan pesawat. Instruktur (satu) bahkan meminta agar maskapai penerbangan
memeriksakan lebih detail dan teliti setiap pesawat yang dimilikinya
dengan membuka kembali riwayat pesawat tersebut sebelumnya.
Beberapa
hal yang akan menjadi perhatian dalam pemeriksaan perusahaan perawatan pesawat
terbang adalah menyangkut fasilitas bengkel yang dimiliki, sumber daya manusia,
pengaturan jadwal kerja, sistem pencatatan perawatan pesawat dan juga
pengadaan suku cadang.
3.2 Perbaikan Pesawat di Perusahaan
Perusahaan
menyediakan solusi dukungan mesin yang terintegrasi yang mencakup perbaikan,
pelayanan dan manajemen mesin. Perusahaan ini menyediakan solusi dukungan mesin
pesawat yang komprehensif untuk pemilik dan operator pesawat di seluruh dunia.
Dengan menawarkan layanan terpadu dan khusus, perusahaan ini juga membantu
pelanggannya untuk mengurangi biaya dan mencapai hasil yang terbaik.
Perusahaan ini memiliki keterampilan dan pengalaman
yang sangat penting untuk memberikan produk yang aman dan dapat diandalkan dan
layanan kepada pelanggannya.
Sebagai sebuah divisi dari perusahaan perbaikan dan
pemeliharaan pesawat di wilayah ini, perusahaan juga menyediakan kualitas
terbaik yang ditambah dengan biaya rendah. Bekerja sebagai bagian dari
perbaikan pesawat, perusahaan pemasok produk dan jasa untuk industri
penerbangan, perusahaan ini berusaha untuk terus tumbuh dan berkembangan.
Pegawai di
perusahaan ini juga bekerja untuk memastikan pelanggannya mendapatkan solusi agar
mesin didukung secara profesional kapanpun dan di manapun membutuhkannya.
Ruang lingkup layanannya meliputi:
- dukungan mesin sayap
- manajemen material mesin
- perencanaan kunjungan bengkel mesin
- manajemen kunjungan bengkel mesin untuk
perbaikan dan overhaul
- sewa jangka pendek dan jangka panjang
- pertukaran dan pergantian mesin
- penjualan mesin
- pembelian dan pembongkaran mesin
3.3 Pengenalan Tipe – Tipe Pesawat
3.3.1 Pesawat
jabiru
Pesawat Jabiru J430
cukup dengan 80 liter pertamax bisa sampai Bali dan Malaysia.Jabiru J430
ini dirancang untuk empat kursi yaitu pilot, ko-pilot, dan dua penumpang.
Dimensinya panjang sayap 9,5 meter, panjang badan 6,5 meter, dan tinggi 2,4
meter dengan panjang sayap tambahan 30 cm. Bobot pesawat 200 kilogram.
Gambar 3.1 Pesawat Jabiru J430
3.3.2 Pesawat
Jabiru J400
Jabiru atau J-400 dengan
kapasitas empat orang penumpang. Pesawat ini berfungsi untuk kegiatan
pertanian, seperti penyiraman ladang, penyemprotan pupuk, dan pembasmi hama.
Selain itu pula dapat digunakan untuk pertunjukkan akrobatik udara.Meskipun
pesawat Jabiru tergolong mungil, pesawat itu mampu mengangkut beban hingga 700
kilogram di ketinggian 9.000 kaki dengan daya jelajah mencapai 400 km jika
tangki bensin penuh atau bisa terbang selama 4 jam tanpa henti. Dengan dimensi pesawat panjang keseluruhan sayap 8,1
meter, panjang badan pesawat 6,5 meter, tinggi 2,2 meter.
Gambar 3.2
Pesawat Jabiru
J400
3.3.3 Pesawat Tobago 10
Socata
TB10 Tobago adalah sebuah pesawat berpenumpang 4/5 kursi dan pesawat pelatihan
dengan panel kustom, bagian bergerak lengkap termasuk sayap, pintu dan bagasi. dengan
panjang sayap 7,75 m, lebar 3,02 m panjang badan pesawat 7,2 meter.
Gambar 3.3 Pesawat Tobago
3.4 Pengenalan Sistem Pesawat
Pengertian
sistem pesawat adalah sistem adalah satu kesatuan yang terdiri dari
komponen-komponen yang satu sama lainnya saling berhubungan, maka apabila salah
satu dari komponen tersebut tidak berfungsi maka sistem pesawat tidak akan
menyala atau hidup.
1. Hidrolik Sistem
2.
Pneumatik Sistem
3.
Elektrikal Sistem
4. Elektronikal Sistem
BAB IV
SISTEM KELISTRIKAN PADA PESAWAT
4.1
Sumber listrik pesawat
Dari
jenisnya, sumber listrik dapat dibedakan menjadi 2, yaitu sumber listrik AC dan
sumber listrik DC.
4.1.1 Sumber listrik AC (AC power source)
Untuk, seperti terlihat dalam skema diatas, terdapat 3
sumber listrik AC. Yaitu 2 generator yang terpasang di Engine dan 1 generator yang terpasang di APU.
Generator ini digerakkan oleh putaran
dari Engine atau APU, sehingga dapat
menghasilkan listrik.
Khusus untuk generator di engine, agar
tetap berputar dalam kecepatan yang tetap, tidak mengikuti putaran engine yang
berubah-ubah perlu dipasang sistem yang disebut CSD (constant speed drive).
Untuk pesawat B737-800 antara CSD dan
generator sudah digabungkan menjadi satu sistem yang disebut dengan IDG (integrated
drive generator). Sedangkan untuk pesawat B737 Classic, masih terpisah
antara CSD dan generator.
Untuk generator di APU tidak
memelurkan CSD, karena putaran APU konstan.
Listrik AC yang dihasilkan oleh
generator pesawat adalah 115 VAC 400 Hz. Berbeda ya dengan listrik di rumah
kita yang 220 VAC 60 Hz.
Selain dari generator, ada satu lagi
sumber listrik AC di pesawat, yaitu static inverter. Static
inverter berfungsi merubah listrik DC dari baterai menjadi listrik AC. Static
inverter hanya digunakan saat kondisi darurat. Saat semua generator
yang ada tidak mampu untuk menyediakan sumber listrik AC. Dengan demikian, saat
kondisi darurat, sistem pesawat yang memerlukan sumber listrik AC tetap dapat
berkerja.
4.1.2
Sumber listrik DC (DC power source)
Sumber
listrik DC di pesawat terdiri atas transformer dan baterai.
Bergantung dari jenis pesawatnya, jumlah transformer dan
baterai yang terpasang akan berbeda-beda. Untuk pesawat B737-800, terpasang 3 transformer dan
2 baterai.
Transformer (TR) berfungsi untuk merubah listrik
AC menjadi listrik DC. Hal berlawanan dengan yang dilakukan oleh static
inverter. Besarnya tegangan DC untuk pesawat adalah 28 VDC.
Baterai yang terdapat di pesawat
berfungsi untuk menghasilkan listrik DC dengan tegangan sebesar 28 VDC. Baterai
yang dipakai adalah tipe Nikel Cadmium (NiCd) sehingga dapat diisi ulang (rechargeable).
Saat baterai tidak digunakan, baterai akan di-charge oleh baterai
charger yang terpasang.
Dalam pemakaiannya, baterai pesawat
dipakai dalam beberapa keadaan:
1.
Sebagai
sumber eksitasi untuk starting APU.
2.
Saat
konsidi darurat sebagai sumber listrik DC.
Listrik DC ini juga yang dirubah
static inverter menjadi listrik AC.
4.2 Sistem distribusi listrik pesawat
Untuk
distribusi listrik, pesawat memakai sistem bus yang menghubungkan antara sumber
listrik dengan beban.
Macam bus yang terdapat di pesawat
B737-800 adalah :
1.
AC
Transfer bus (XFR), terdiri atas transfer bus 1 dan transfer bus 2. Dalam
kondisi normal, transfer bus 1 terhubung dengan generator 1 dan transfer bus 2
terhubung dengan generator 2.Sedangkan dalam kondisi darurat, semisal generator
1 tidak berfungsi, maka transfer bus 1 dapat terhubung dengan APU atau
terhubung dengan generator 2 melalui transfer bus 2.
2.
AC
Main bus, terdiri dari AC main bus 1 dan AC main bus 2.
3.
Galley
bus, untuk keperluan listrik di galley pesawat. Jumlah
bergantung pada jumlah galley yang terpasang di pesawat.
4.
28
VDC Bus, bus yang terhubung dengan transformer.
5.
28
VDC baterai bus, bus yang terhubung dengan transformer dalam
kondisi normal, dan baterai dalam kondisi alternatif.
6.
Standby
(STBY) bus, standby bus adalah bus
yang tetap akan mempunyai sumber listrik dalam keadaan darurat. 115 VAC STBY
memperoleh sumber listrik dari static inverter sedangkan 28
VDC STBY memperoleh listrik dari baterai.
4.3 Beban (Load)
Beban
di pesawat terhubung dengan sistem distribusi listrik pesawat melalui bus.
Bergantung pada sumber listrik yang diperlukan, dan juga peranannya, beban bisa
terhubung pada bus yang berbeda-beda.
Untuk sistem pesawat yang tetap
harus berfungsi dalam keadaan darurat, akan tersambung dengan standby bus.
Sedangkan
sistem pesawat yang “kurang penting” akan terhubung dengan AC Main Bus.
Satu
yang menjadi catatan, beban yang terpasang tidak boleh melebihi kapasitas dari
sumber listrik yang ada. Perhitungan mengenai kapasitas sumber listrik dan
beban.
4.4 Fungsi utama
dari sistem kelistrikan pada pesawat
Fungsi utama dari sistem
kelistrikan pada pesawat adalah untuk menghasilkan, mengatur dan
mendistribusikan daya listrik seluruh pesawat. Sistem kelistrikan
pesawat udara digunakan untuk mengoperasikan :
1.
pesawat
instrumen penerbangan,
2.
sistem
penting seperti anti-icing dll
3.
layanan
penumpang.
Berikut ini adalah rangkaian-rangkaian
listrik yang terdapat pada pesawat, rangkaian-rangkain tersebut terdiri dari:
4.4.1 Rangkaian listrik pada starter
Rangkaian
listrik pada starter merupakan rangkaian listrik paling awal dikarenakan,
rangkaian listrik ini akan terhubung dengan rangkaian-rangkaian listrik
lainnya. Rangkaian listrik ini mempunyai fungsi untuk mengaktifkan semua
rangkaian-rangkaian yang berhubungan dengan listrik.
Gambar rangkaian listrik pada starter adalah sebagai
berikut:
Gambar
4.1 Sistem
kelistrikan pada Starter
Tabel
4.1
Keterangan gambar sistem kelistrikan pada starter
Gambar
|
Nama
|
Keterangan
|
Dinamo Starter
|
Komponen ini bekerja
sebagai penggerak untuk menyalakan mesin, stater berfungsi untuk memutar
mesin pertama kalinya.
|
|
Contact Relay
|
Relay
adalah komponen listrik yang bekerja berdasarkan prinsip induksi medan
elektromagnetis.
|
|
Switch
|
Switch
adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk memutuskan dan menghubungkan
aliran listrik.
|
|
Sekring
|
Komponen ini
bekerja sebagai
pengaman dalam suatu rangkaian listrik apabila terjadi kelebihan muatan
listrik atau suatu hubungan arus pendek
|
|
Baterai
|
Baterai digunakan
sebagai sumber arus untuk seluruh sistem kelistrikan pada kendaran, juga
digunakan sebagai penyimpan energy listrik saat terjadi proses pengisian.
|
|
Kontak
|
Kontak berfungsi
untuk menghubungkan dan memutuskan aliran listrik.
|
Sistem
kerja dari rangkaian listrik ini adalah sebagai berikut:
Tegangan positif (+) baterai
disambungkan ke sekring agar ketika terjadi hubungan arus pendek tegangan akan
terputus, sehingga tidak mengakibatkan kerusakan pada komponen-komponen lainnya.
Dari sekring disambungkan lagi ke kontak, kemudian kontak akan terhubung dengan
relay sehingga relay mempunyai tegangan positif (+). Untuk menghidupkan starter
memerlukan tegangan negatif (-)juga.
Kemudian tegangan negatif (-) dari baterai disambungkan ke dinamo starter dan relay
tapi sebelum ke relay tegangan di
hubungkan ke switch terlebih dahulu,
lalu dinamo starter akan aktif dengan
cara menekan switch.
4.4.2 Rangkaian listrik pada flight instrument.
Flight
Instrument adalah instrumen-instrumen yang terdapat di dalam cockpit pesawat yang memberikan
informasi tentang situasi penerbangan dari pesawat yang sedang dikendalikan,
seperti ketinggian, kecepatan, dsb. Secara umum, flight instrument terdiri atas :
4.4.2.a Altimeter
Altimeter menunjukkan ketinggian dari
pesawat yang dihitung dari atas permukaan laut.
Altimeter
Gambar 4.2 Altimeter
4.4.2.b Attitude Indicator
Attitude
Indicator/Artificial Horizon menunjukkan letak
pesawat terhadap garis horison. Instrumen ini dapat memberi informasi ketinggian
nose pesawat terhadap garis horison saat sedang mengudara sehingga dapat
menghindari peristiwa stall akibat nose yang terlalu tinggi atau terlalu
rendah.
Gambar
4.3 Attitude
Indicator
4.4.2.c Airspeed Indicator
Airspeed Indicator
menampilkan kecepatan pesawat (dalam knot)
relatif terhadap keadaan udara di sekitar pesawat atau biasa disebut IAS (Indicated Airspeed). IAS merupakan kecepatan
pesawat yang dipengaruhi oleh kepadatan udara (dipengaruhi oleh ketinggian,
suhu, dan kelembaban) di sekitar pesawat.
Gambar
4.4 Airspeed
Indicator
4.4.2.d Magnetic Compass
Kompas menampilkan arah maju pesawat (heading) relatif terhadap kutub utara
bumi.
Gambar
4.5 Magnetic Compass
4.4.2.e Heading Indicator
Heading Indicator
atau Directional Gyro merupakan
instrumen yang menunjukkan heading dari pesawat relatif terhadap arah utara
berdasarkan letak geografis bumi. Instrumen ini dikalibrasi berdasarkan arah
utara kutub magnet bumi (dari Magnetic
Compass) untuk meningkatkan kepresisian penunjukan arah.
Gambar
4.6 Heading
Indicator
4.4.2.f Turn Indicator
Turn Indicator
menampilkan pergerakan aileron dan rudder yang digunakan untuk membelokkan
pesawat.
Gambar
4.7 Turn Indicator
4.4.2.g Vertical Speed Indicator
Instrumen
ini menampilkan kecepatan pendakian/penurunan pesawat setiap waktu (dinyatakan
dalam feet/minute). Jika bernilai
positif, artinya pesawat sedang melakukan pendakian (climbing), sebaliknya jika negatif artinya pesawat sedang menurun (descending).
Gambar
4.8 Vertical speed
indicator
4.4.2.h Course Deviation Indicator
Instrumen ini digunakan sebagai informasi navigasi
yang mengindikasikan posisi pesawat berdasarkan jalur yang telah didaftarkan
sebelumnya, juga bisa menunjukkan informasi VOR/ILS. Instrumen ini
diintegrasikan dengan Heading Indicator yang dikenal dengan sebutan HSI
(Horizontal Situation Indicator).
Gambar
4.9 Course Deviation
Indicator
4.4.2.i Radio Magnetic Finder
Radio
Magnetic Finder biasanya berpasangan dengan ADF (Automatic Direction Finder) yang berguna
untuk penentuan posisi bandara menggunakan NDB (Non-directional Beacon).
Gambar
4.10 Radio Magnetic
Finder
Dari
semua instrumen di atas, terdapat enam instrumen dasar yang diletakkan tepat di
depan pilot yang disusun dalam bentuk T arrangement,
yaitu: Airspeed Indicator, Attitude
Indicator, VSI, Altimeter, Heading Indicator, dan Turn Indicator.
Gambar
sistem kerja dari rangkaian flight instrumen
adalah sebagai berikut:
Gambar 4.11 Rangkaian kelistrikan pada flight instrument
Tabel
4.2
Keterangan gambar sistem kelistrikan pada
flight instrument
Gambar
|
Nama
|
Keterangan
|
|
|
Flight
Instrument
|
Instrumen-instrumen yang terdapat di
dalam cockpit pesawat
|
Sistem
kerja dari rangkaian listrik ini adalah sebagai berikut:
Tegangan
dari baterai dialirkan ke sekring lalu ke kontak, kemudian dari kontak langsung
ke semua instrumen-instrumen.
4.4.3 Rangkaian kelistrikan pada lampu
Strobe light
Lampu Strobe light
adalah perangkat yang menghasilkan cahaya berkedip secara teratur. Strobe lights terpasang di
setiap wing tip sayap,
lampu bercahaya kurang lebih 60 kali setiap menitnya yang dapat menunjukkan
lokasi pesawat terbang berada.
Sistem kerja dari
rangkaian listrik pada Strobe light
adalah sebagai berikut:
Gambar
4.12 Sistem kelistrikan pada lampu Strobe light
Tabel
4.3
Keterangan gambar sistem kelistrikan lampu Strobe
light
Gambar
|
Nama
|
Keterangan
|
Power Inverter
|
Power Inverter adalah sebuah alat untuk merubah arus Direct Current menjadi arus Alternating Current.
|
|
Terminal
Listrik
|
Terminal adalah konektor listrik yang menghubungkan
dua atau lebih kawat ke titik koneksi tunggal.
|
|
Strobe light
|
Strobe lights terpasang
di setiap wing dan pada, lampu
bercahaya kurang lebih 60 kali setiap menitnya yang dapat menunjukkan lokasi
pesawat terbang berada.
|
Sistem
kerja dari rangkaian listrik ini adalah sebagai berikut:
Tegangan
listrik dari baterai dialirkan ke sekring kemudian disambungkan ke kontak lalu
dari kontak disambungkan lagi ke power
inverter, dari power inverter ini
akan menghasilkan tegangan yang tinggi, karena untuk bisa menyalakan lampu strobe light membutuhkan tegangan
listrik yang tinggi, kemudian dari power
inverter dialirkan ke terminal listrik lalu disambungkan dengan lampu strobe light yang terletak di wings (sayap) pesawat.
4.4.4 Rangkaian kelistrikan pada sistem informasi pesawat.
Sistem informasi pada pesawat ini
merupakan sistem yang diperlukan pada semua pesawat, dengan sistem ini pesawat
bisa berkomunikasi antara unit
basis-darat dan udara, sehingga dapat menghindari tabrakan dan hal-hal yang
tidak diinginkan lainnya.
Berikut
adalah gambar rangkaian kelistrikan pada sistem informasi pesawat:
Gambar
4.12 Sistem kelistrikan pada sistem informasi pesawat.
Tabel
4.4
Keterangan gambar sistem kelistrikan alat informasi pesawat
Gambar
|
Nama
|
Keterangan
|
Transponder
|
Transponder
adalah suatu rangkaian yang terdiri atas rangkaian penerima sinyal, pengubah frekuensi (translator) dan rangkaian
pemancar ulang dari sinyal tersebut. Transponder
itu dapat bekerja dengan baik dengan bantuan subsistem antena.
|
|
Radio
Handheld
|
sebuah alat komunikasi genggam yang dapat mengkomunikasikan dua orang atau lebih
dengan menggunakan gelombang
radio.
|
|
Antena
|
Antena digunakan
pada pesawat terbang untuk menerima atau mengirim sinyal komunikasi antara
unit basis-darat dan udara, panduan basis-darat untuk kegunaan surveillance,
untuk sistem menghindari tabrakan dan siaga lalu-lintas, serta pencari
arah otomatis.
|
|
Headset
|
Headset adalah gabungan antara headphone dan mikrofon.
Alat ini biasanya digunakan untuk mendengarkan suara dan berbicara dengan
perangkat komunikasi
|
|
Speaker
|
Speaker adalah
perangkat elektronika yang terbuat dari logam dan memiliki membran, kumparan,
serta magnet sebagai bagian yang saling melengkapi.
|
Sistem
kerja dari rangkaian listrik ini adalah sebagai berikut:
Transponder
disambungkan ke tegangan listrik dari baterai, kemudian komponen-komponen
berupa; antenna, Headset, speaker, dan radio handheld disambungkan ke Transponder.
BAB V
PENUTUP
5.1 Pelaksanaan
Kerja Praktik
Berdasarkan kegiatan
kerja praktik di PT. FASI SWAYASA, dari tanggal 10 September 2012
sampai dengan 10 Oktober 2012. Pelaksanaan kerja praktik memperoleh hasil
sebagai berikut:
5.1.1 Simpulan
Adapun simpulan mengenai
tempat Praktik Kerja Industri adalah :
·
Perusahaan ini mempunyai fasilitas yang cukup baik.
·
Ruangannya kurang lengkap.
·
Keselamatan kerja sangatlah di utamakan dalam perusahaan baik sebelum,
selama, dan sesudah
bekerja
5.1.2 Saran
·
Perusahaan harus menyiapkan materi pembelajaran untuk
mahasiswa di hari
selanjutnya.
·
Pihak perusahaan harus lebih sering mengontrol mahasiswa yang mengikuti
Kerja Praktik.
·
Harus dibuatkan ruangan khusus untuk alat-alat agar terlihat rapih.
5.2 Substansi
Materi Kerja Praktek
Berdasarkan pengamatan dan juga data yang
diperoleh selama kerja praktik di PT. FASI
SWAYASA dan tanggal 10 September sampai dengan 10 Oktober 2012 yang ditempatkan
pada posisi pengecekan dan perawatan pesawat maka diperoleh hasil sebagai
berikut:
5.2.1
Simpulan
1.
Pada posisi Pengecekan dan perawatan
pesawat salah satu tugasnya adalah tahapan-tahapan yang dilakukan
sebuah pesawat sebelum mereka take-off.
2.
Pengecekan terhadap instrumen sistem
navigasi harus seteliti dan seketat mungkin karena ini akan sangat berpengaruh
pada saat penerbangan nanti.
3.
Pengecekan bahan bakar pesawat dilakukan
agar pada saat penerbangan pesawat, agar pesawat tidak mengalami kekurangan bahan bakar.
4.
Pengecekan terhadap sistem kelstrikan
pada pesawat agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
5.
Pengecekan roda pada pesawatnya dilihat
dari ukuran atau volume angin yang diisi pada ban, selain itu dilihat apakah
ban tersebut masih layak untuk digunakan atau tidak.
5.2.2
Saran
1.
Pengecekan dan perawatan pesawat
hendaknya diperhatikan oleh perusahan, maka dari itu kondisi-kondisi pesawat
yang akan digunakan nanti masih dalam keadaan baik.
2.
Perusahaan juga harus memperhatikan
kondisi alat-alat yang dipergunakan untuk melakukan pengecekan dan perawatan
pada pesawat agar dapat mempermudah melakukan pengerjaannya.